Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna menyatakan
kesepakatan pemerintah RI untuk membeli Sukhoi SU-35 buatan Rusia untuk
menggantikan satu skuadron pesawat tempur buatan Amerika F-5 E/F Tiger.
"Saya baca dokumen yang dikirim Kementerian Pertahanan
ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Yang sudah
ditandatangani Menhan adalah Sukhoi Su-35," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
Agus mengatakan, sebelum Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu menandatangani kesepakatan pengadaan Sukhoi-35, TNI AU telah
mengirimkan spesifikasi teknologi pesawat yang mereka nilai pantas untuk
menggantikan F-5 E/F Tiger.
TNI AU menyodorkan dua pesawat tempur sebagai pilihan,
yaitu F-16 Viper buatan Lockheed Martin Amerika Serikat, dan Sukhoi
Su-35 buatan Sukhoi Rusia.
F-16 Viper dan Sukhoi Su-35 disodorokan TNI AU untuk
dipilih karena mereka tidak ingin mengubah sistem pemeliharaan secara
ekstrem. "Kalau Sukhoi Su-35 kan sama dengan Sukhoi Su-30 yang sudah kami operasikan saat ini," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
Sebelumnya Menhan RI juga menjelaskan alasan Indonesia
memilih Sukhoi ialah karena pilot Angkatan Udara Indonesia sudah
terbiasa mengoperasikan jet tempur buatan Rusia.
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur multiperan jarak jauh
kelas berat yang memiliki kursi tunggal. Pesawat ini adalah modifikasi
dari pesawat Su-27 yang awalnya diberi nama Su-27M.
Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis Su-35S dan F-22
Sukhoi Su-35 dirancang untuk menyaingi pesawat Amerika F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Selain itu, Su-35 mampu menghilang dari radar, dilengkapi peralatan jamming untuk menurunkan kemampuan radar musuh, dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 atau dua kali kecepatan suara.
Meski demikian, Agus memperkirakan bahwa pemerintah tidak dapat membeli Su-35 sebanyak 16 unit seperti jumlah F-5 E/F Tiger sebelumnya, karena menyesuaikan dengan anggaran yang disediakan pemerintah untuk TNI AU.
"Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap," ujar Agus.
Saat ini TNI AU mendapat alokasi dana sebesar 3,1 miliar
dolar AS atau sekitar 41 triliun rupiah untuk modernisasi alat utama
sistem senjatanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar