Sebagai lembaga militer yang bertanggung jawab untuk membela negara, Angkatan Laut Indonesia membutuhkan sumber daya manusia dan sistem senjata untuk meningkatkan fungsi dan untuk mencapai misi. Angkatan Laut Indonesia untuk memiliki lebih dari 140 kapal perang dari berbagai jenis dan kelas, yang terbagi menjadi dua armada dan satu komando lintas laut militer. Armada Timur dan Barat yang terdiri dari beberapa satuan, termasuk satu satuan kapal selam di Armada Timur.
Kapal selam Whiskey -class
Angkatan Laut Indonesia menerima kapal selam pertama, KRI Tjakra (401), dari Uni Soviet pada tanggal 12 September 1959. Kapal selam pertama ini dipimpin oleh Komandan OP Koesno. Penyerahan kapal selam tersebut merupakan tonggak terbentuknya pasukan kapal selam Indonesia, dan 12 September dijadikan sebagai Hari Satuan Kapal Selam Indonesia untuk memperingati tanggal dimulainya Angkatan Laut Indonesia mengoperasikan mesin perang yang canggih yang memiliki nilai strategis dan efek gentar.
Selama tahun 1960, di masa kejayaan kelas Whiskey, unit-unit di bawah air yang luar biasa digunakan untuk mendapatkan kembali Papua Barat dari kontrol kolonial Belanda. Ada tiga penyebaran kapal selam selama operasi-militer JAYA WIJAYA 1-melawan pasukan Belanda di Papua Barat. KRI Nagabanda (403), KRI Trisula (402), dan KRI Tjandrasa (408) berhasil meluncurkan serangan terhadap pasukan Belanda di daerah Papua Barat; dalam operasi Tjakra II, Tjandrasa berhasil menyusup wilayah musuh untuk mendaratkan sekelompok pasukan khusus Indonesia di pulau tersebut. Untuk keberhasilan operasi itu, Pemerintah Indonesia memberikan Tjandrasa dan awaknya dengan medali bergengsi "Bintang Sakti". Hingga hari ini, Tjandrasa adalah satu-satunya kapal angkatan laut telah diberikan medali itu. Pada bulan April 1963, dalam operasi VISHNU MUKTI, KRI Nagarangsang (404), KRI Tjundamani (411), dan KRI Alugoro (406) kembali melakukan 'unjuk kekuatan' di perairan Papua Barat.
Berkat 12 kapal selam itu, Angkatan Laut Indonesia pada saat itu dianggap sebagai salah satu dari angkatan laut paling kuat di Asia-Pasifik-menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional dan menjadi sumber kebanggaan dan kepercayaan diri rakyatnya.
KRI Nanggala (402) saat latihan dengan
USS Oklahoma City (SSN 723)
Pada tahun 1978, sebelum Pasopati, dipensiunkan Indonesia memperoleh dua kapal selam Type 209/1300 dari Jerman Barat -KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402)- untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia. Kedua kapal selam Jerman telah dirombak beberapa kali di Jerman, Korea Selatan, dan Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dengan wilayah luas untuk diawasi, Indonesia memerlukan sejumlah besar kapal angkatan laut, termasuk kapal selam, untuk menjaga keamanan nasional dan kedaulatan di dalam dan sekitar perairan. Setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, Angkatan Laut Indonesia telah merencanakan untuk secara bertahap meningkatkan ukuran kekuatan kapal selam di tahun-tahun mendatang. Untuk memulai, telah memesan tiga kapal selam Type 209/1500 dari Korea Selatan. Angkatan Laut berharap untuk dapat mengembalikan kejayaan angkatan laut, termasuk satuan kapal selam.
Oleh Laksamana. Agung Pramono, SH, M. Hum
Angkatan Laut Indonesia
Angkatan Laut Indonesia
Sumber: Undersea Warfare Magazine
KEMBALI KE HALAMAN UTAMA
Kunjungi TOKO FARSA di TOKOPEDIA
Kunjungi TOKO FARSA di BUKALAPAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar