Uji dinamis
kembali dilakukan terhadap 25 unit R-Han 122B yang dilakukan pada tanggal 27-29
Januari 2016 bertempat di Pantai Tempursari Lumajang, Jawa Timur. Acara
pengujian ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pertahanan (Kabalitbang Kemhan) Anne Kusmayati, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Balitbang Kemhan
(Kapuslitbang Alpalhankam Baliltbang Kemhan) Laksamana Pertama TNI Budihardja
Raden, Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi, Deputi Bidang
Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rika
Andiarti, dan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero) Ade
Bagdja, serta para anggota Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari LAPAN,
PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero),
dan perwakilan dari Universitas Gajah Mada (UGM). Dengan menggunakan Multi Launcher Rocket System (MLRS)
RM-70 GRAD Marinir, 25 unit R-Han 122B berhasil diluncurkan dan membelah langit
pesisir pantai Lumajang.
Uji fungsi ini
dilakukan untuk menguji konsistensi performansi roket setelah uji terbang tahap
pertama yang dilakukan pada Oktober 2015 lalu, dinilai telah berjalan dengan
baik, yang melakukan pengamatan dan perekaman data perilaku terbang roket pada
saat diterbangkan. Uji dinamis yang dilakukan kali ini untuk mendapatkan data
hasil uji dinamis berupa prestasi terbang roket dan keandalan muatan yang
dibawa roket, serta konsistensi performansi roket. Dalam pengujian kali ini
juga dilakukan pencatatan jarak capai dan kehandalan terhadap spesifikasi
desain.
Anne Kusmayanti,
Kabalitbang Kemhan mengatakan bahwa perjalanan panjang tim Konsorsium Roket Nasional
merupakan proses yang penuh dedikasi dari semua pihak yang di dalamnya ada
kerja keras tim. Hasil pengujian terbaik memang selalu tidak didapatkan, namun hal tersebut adalah
bagian dari sebuah penelitian dan pengembangan. “Inilah litbang, penuh trial dan error. Ada road map yang
harus dievaluasi bersama oleh tim Konsorsium Roket Nasional dan akan diwujudkan
di masa depan dengan sinergitas tim yang terjaga dengan baik, demi terjadinya
akselerasi. Terima kasih kepada tim konsorsium atas dedikasi dan kerja
kerasnya, tapi tentunya jangan terlalu cepat puas. Tahun 2016 akan banyak
program yang memerlukan bantuan dari industri, mari kita tuangkan dalam road map yang ada sesegera mungkin,
karena fungsi konsorsium dalam pengembangan ini sangat penting,” tuturnya.
Ketua Dewan Riset
Nasional, Bambang Setiadi menilai Konsorsium Roket Nasional yang berhasil
berdiri selama 12 tahun merupakan prestasi tersendiri. “Roket bukan sesuatu
yang mudah dibuat dan tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dua belas
tahun berdiri dan berhasil menghasilkan sesuatu merupakan hal yang sangat
membanggakan. Saya akan memohonkan perkenan Pak Menteri (Menristek dan Dikti)
untuk menjadikan konsorsium ini sebagai icon
perkembangan ristek di bidang pertahanan, bahwa Bapak dan Ibu sudah
melakukan yang terbaik bagi bangsa ini. Buatlah konsorsium ini menjadi semakin
kuat,” ujarnya memberikan suntikan semangat kepada seluruh tim konsorsium yang
hadir.
Pengujian
dinamis kali ini bersifat ground to
ground dengan menggunakan beberapa jenis muatan warhead yaitu 4 unit inert atau
dummy, 9 unit asap, 8 unit tajam dan
4 unit telemetry. Muatan dummy dan asap diluncurkan untuk melihat
titik jatuhan, muatan tajam diluncurkan sebagai penggambaran kondisi real roket RHan 122-B yang akan
diproduksi dan digunakan untuk user, dan
muatan telemetry digunakan untuk
mengetahui trajectory roket. Dari
hasil pengujian, area jatuhan roket berhasil dipantau oleh pengamat berada pada
kisaran 22-23 km untuk sudut elevasi 30o dan kisaran 25-26 km untuk
sudut elevasi 50o. Hasil ini dinilai memuaskan dan salah satu hal
yang harus dilakukan adalah konsistensi dalam menjaga proses dan kualitas agar
menghasilkan satu desain yang freeze dan
sesuai dengan yang diharapkan oleh user.
Kegiatan
pengembangan roket R-Han 122B merupakan kerjasama tim Konsorsium Roket Nasional
dengan Balitbang Kemhan yang memiliki tujuan utama menghentikan ketergantungan
terhadap produk asing dengan menjadikan roket R-Han 122B sebagai alutsista yang
digunakan prajurit TNI sebagai senjata utama untuk mensubtitusi persenjataan
yang selama ini diperoleh dari luar negeri. Diharapkan, Indonesia berhasil mewujudkan kemandirian
dalam produksi roket nasional. (Anggia)
Sumber: Pindad
KEMBALI KE HALAMAN UTAMA
KEMBALI KE HALAMAN UTAMA
Kunjungi TOKO FARSA di TOKOPEDIA
Kunjungi TOKO FARSA di BUKALAPAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar