Jepang Tawarkan Indonesia Alutsista Berikut Transfer Teknologinya Seiring Upayanya Mengimbangi Pengaruh China Di Asia

Kyodo di Tokyo


Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Jepang Fimio Kishida dan Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani berjabat tangan sebelum pertemuan pertama menteri luar negeri dan pertahanan Indonesia-Jepang di Tokyo. Foto: AFP

Jepang telah sepakat dengan Indonesia untuk memulai negosiasi transfer alutsista dan teknologinya kepada negara Asia Tenggara itu, setelah keduanya menegaskan tujuan bersama untuk lebih memperkuat hubungan mereka di saat China tengah menunjukkan kekuatannya di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida membuat pengumuman tersebut saat konferensi pers bersama dengan mitranya dari Indonesia beserta menteri pertahanan Jepang dan Indonesia, seusai pembicaraan keamanan "dua-plus-dua" yang pertama kali diadakan di Tokyo.

Kesepakatan itu dicapai dalam perundingan pertama mengenai isu kemanan tersbut antara Jepang dengan salah satu negara anggota Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Jepang telah berusaha untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan 10 negara ASEAN di saat China makin menunjukkan kekuatannya di Laut China Selatan.

Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani mengatakan dialog adalah kunci untuk menyelesaikan sengketa di Laut Cina Selatan. Beberapa anggota Asean terlibat dalam klaim teritorial tumpang tindih di laut itu dengan Beijing.


Tanah reklamasi oleh China di Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Foto: AFP

Retno Marsudi, menteri luar negeri Indonesia, sementara itu, mengatakan negaranya dan Jepang juga sepakat untuk membuka saluran hotline antara negara-negara mereka melalui menteri luar negeri dan pertahanan, dan secara rutin mengadakan pembicaraan "dua-plus-dua".

Para menteri mengatakan mereka juga membicarakan langkah-langkah kontraterorisme, dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengungkapkan harapan untuk kerjasama bilateral untuk memerangi terorisme.

Walaupun Jepang dan Indonesia tidak memiliki klaim tumpang tindih wilayah dengan China di Laut China Selatan, seperti di antara anggota ASEAN Brunei, Vietnam, Malaysia dan Filipina serta Taiwan, kedua negara melihat pentingnya menegakkan hukum internasional dan kebebasan navigasi di laut, kata pejabat Jepang.

Ahli dalam urusan ASEAN mencatat kepentingan strategis bagi Jepang untuk menempa kerangka "dua-plus-dua" dengan Indonesia mengingat kekuatannya di Asean dan Tokyo perlu untuk menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan blok regional itu di tengah lingkungan keamanan yang kurang baik di Asia.

"Indonesia adalah pemimpin di ASEAN dan memiliki pengaruh besar dalam politik internasional di Asia Tenggara. Kata-katanya berpengaruh pada bagaimana Asean bergerak ke depan, "kata Mie Oba, seorang profesor hubungan internasional di Tokyo University of Science.

"Bagi Jepang, menyiapkan dan meluncurkan kerangka "dua-plus-dua" dengan Indonesia sebagai kekuatan regional adalah signifikan dalam meningkatkan hubungan Jepang dengan ASEAN," kata Oba.

Ketegangan di Laut Cina Selatan, rute pelayaran utama internasional, telah meningkatkan terutama akibat dari reklamasi lahan yang serba cepat dan besar-besaran oleh China sehingga membuat para rival Asia-nya yang lebih kecil menjadi terganggu.

Meskipun Indonesia cenderung menghindar dari pertentangan dengan Cina soal batas teritorial, Indonesia tetap waspada terhadap pencaplokan dan klaim maritim yang begitu luas di laut, mengingat bahwa klaim teritorial China yang disebut  "sembilan garis putus-putus" yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Indonesia Joko "Jokowi" Widodo menyepakati dalam pertemuan puncak mereka pada bulan Maret untuk mengatur pertemua "dua-plus-dua", menyusul kesepakatan antara Abe dan pendahulu Jokowi pendahulu, pada bulan Desember 2013 untuk meluncurkan kerangka tersebut.

Pertemuan berlangsung di tengah apa yang para pejabat digambarkan sebagai peningkatan tanda-tanda lebih hubungan Jepang-Indonesia tegang karena keputusan negara Asia Tenggara untuk memilih China atas Jepang untuk link rel kecepatan tinggi pertama.

Sumber: South China Morning Post

Referensi Tambahan

1. Jepang pada Kamis (17/12) sepakat dengan Indonesia untuk memulai perundingan untuk membentuk suatu pakta mengenai pengalihan peralatan dan teknologi pertahanan ke Indonesia.

Sumber: Tribunnews

2. Menhan Jepang Gen Nakatani, yang bicara setelah Retno, menegaskan soal pentingnya kesepakatan transfer teknologi alutsista kedua negara. Nakatani berharap kerja sama ini membuat Indonesia bisa berperan lebih dalam menjaga keamanan di Asia.
Sumber: Detik


KEMBALI KE HALAMAN UTAMA



Kunjungi TOKO FARSA di TOKOPEDIA

Kunjungi TOKO FARSA di BUKALAPAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar